Lebih dua puluh tahun aku tak melihatnya. Kemarin aku berjumpa lagi. Yang terbayang dalam ingatanku waktu itu adalah seorang anak dengan wajah muram harus ikut Ayah dan kedua kakaknya pulang kampung setelah terjadi sebuah tragedi.
Kesedihan yang membayang jelas terpatri dalam ingatanku. Meski begitu dia tumbuh menjadi seseorang yang tetap menjadi tanya dalam diriku.
Dia menyalami tanganku setelah beberapa dekade berlalu. Namun wajah sedihnya dan mata muramnya mengingatkanku di waktu itu.
Aku terpaku dan lupa bertanya apapun.
"Mencari pekerjaan".
Huff, hidup begitu keras bagimu ya, dik.
Sunday, November 25, 2012
Anak itu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment