Sunday, March 01, 2015

Darurat Marka Jalan Permanen Sepanjang Jalan MT. Haryono Balikpapan

Saya sedang di belakang kemudi dan berada tepat di simpang empat Balikpapan Baru. Dari arah Jalan Ruhui Rahayu, seharusnya bisa langsung jalan berbelok kiri. Namun antrian kendaraan lalu lintas di lampu merah ditambah mobil yang parkir di bahu jalan membuat macet dan tak bisa bergerak kecuali dengan sabar menunggu lampu hijau menyala. Begitu berbelok ke arah kiri, memasuki lintasan Jalan MT. Haryono dan hanya berjalan sekitar tiga meter, sudah dihadang oleh mobil di depan yang akan berbelok kanan ke arah ATM Balikpapan Baru. Sementara di jalur sebelahnya mobil dan motor sedang tertahan lampu merah. Macet! Tak terbendung! Sudah lama saya berpikir, seharusnya dilarang memotong jalan di tempat itu. Tapi sampai sekarang, justru hal itu sudah menjadi kebiasaan para pengendara motor ataupun mobil. Tetapi sebenarnya bukan hanya di titik itu saja. Sepanjang Jalan MT. Haryono (yang belum ada marka jalan permanen), di titik manapun pengemudi kendaraan bebas seenak udelnya berhenti, memotong jalan tanpa peduli apakah itu di tanjakan, di turunan, dikelokan, di simpang tiga atau dimana saja membuat jantung seringkali berdegup lebih cepat. Hal itu belum lagi di perparah jika ada kendaraan (seringkali ditemukan) yang ingin mendahului, mengambil jalur yang berlawanan membuat pengendara di sisi jalur yang benar bisa mengalami kram otak mendadak. Sejujurnya Jalan MT. Haryono adalah favorit saya, karena hampir setiap hari saya mengendarai mobil menyusuri jalan tersebut. Dan menyetir adalah tingkat kesulitan tertinggi dalam pekerjaan karena bukan hanya akselerasi yang baik antara tangan, kaki dan mata saja tetapi pikiran juga harus fokus dan konsentrasi tingkat tinggi. Oleh sebab itu saya anti menggunakan ponsel saat sedang menyetir dan juga memutar musik hanya dalam batas normal. Seperti kita ketahui daerah MT. Haryono dan sekitarnya mengalami perkembangan yang pesat sejak lebih dari satu dekade terakhir ini. Banyaknya Komplek Perumahan Baru, Perkantoran, Sekolah, Rumah Sakit, Mal, dan lain sebagainya membuat jalan dua arah dengan volume kendaraan yang melintas semakin ramai. Sebenarnya sudah ada pembuatan batas pemisah jalur berlawanan arah yang permanen, yang biasanya terbuat dari beton permanen dengan tumbuhan hijau yang sedap di pandang mata. Sayangnya belum secara keseluruhan (khususnya mulai dari simpang empat Balikpapan Baru hingga depan POM Bensin Damai). Oleh sebab itu, melalui tulisan ini saya berharap kebijaksanaan dari Pemerintah Kota Balikpapan, terutama Bapak Walikota Rizal Effendi untuk berkenan memberi perhatian khusus sehingga Marka Jalan Permanen di sepanjang jalan MT. Haryono Balikpapan bisa segera direalisasikan secepatnya demi menciptakaan keadaan tertib berlalu lintas yang lebih kondusif di masa mendatang.

No comments: