Aku telah berusaha memaknai kata La Tahzan. Itu,bukan berarti sesuatu yang mudah untuk dijalani. Pada kenyataannya aku hanya bisa bersikap defensif agar tetap bisa survive.
Seribu tangis dalam sepiku tanpa memiliki sandaran jiwa. Syukurlah aku masih mampu bersimpuh padamu ya Allah.
Waktu yang kujalani di persinggahan ini begitu menguras airmata. Janji sebuah jiwa yang menungguku di keabadian terkadang membuatku rindu.
Kini, ada jiwa lain yang mengingatkanku untuk tak terlena. Apakah waktuku tinggal sesaat lagi?
Dua jiwa itu. Menungguku?!?!?!?!
No comments:
Post a Comment